Rabu, 09 November 2011
Kepada Seorang Ayah
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu
Kalian Sahabat
Kalian sahabat
Tak kan melukai . .
Sahabat . .
Tak kan meninggalkan . .
Sahabat . .
Tak kan melupakan . .
Sahabat . .
Tak kan mengabaikan . .
Sahabat . .
Tidak membiarkan kita duduk sendiri . .
Sahabat . .
Selalu memberi senyum ketulusan . .
Sahabat . .
Selalu menasehati . .
Sahabat . .
Selalu berkata jujur . .
Sahabat . .
Di ibarat kan lingkaran yang tak berujung . .
Dan kalian . .
Adalah sahabat . .
Puisi ini karya : deonk
Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2011/11/kalian-sahabat.html#ixzz1dHJA0KH0
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.
I B U
IBU
sekian lama
aku bersemedi direlung gua teduhmu
sembari bertapa
kau suapi aku dengan cinta
dari telagamu
aku meluncur bagai kesiur…
kaulah danau
tempat aku meredam racau
tak pelak
dari kawahmu aku bermula
ibu
kaulah langit
tempat aku mengemis harap
yang sekali ketika
kau rinaikan hujan kasihmu
ibu
kaulah bumi
tempatku terlentang dan berbaring
bermain dan istirah
ibu
kaulah tanah
tempatku mukim diceruk rahim
seketika kau sawah
tempatku memanen bebutir padi
ibu
kaulah awan
tempatku bernaung dari terik yang pengap
ibu
kaulah laut
tempatku berenang di ombak kasihmu
ibu
kaulah gunung
tempatku memijak dan berdiri regak
dari lerengmu aku mendaki kasihmu
ibu
kaulah samudra
tempatku menampung paru dan jantung
ibu
kaulah dermaga
tempatku melabuhkan perahu jiwa
ibu
kaulah cahaya yang lenyapkan gelapku
kaulah api yang hangatkan dinginku
kaulah air yang sejukkan panasku
kaulah mentari yang terangkan petangku
kaulah rembulan yang menjadi pahlawan malamku
ibu
kasihmu tulus tak perlu di tebus
cintamu teduh tak butuh di sepuh
doamu sejuta lebih mustajab
tinimbang doa seribu kekasih
ibu
sambil mengembara
aku menjadi musafir
yang mencari surga di telapak kakimu
Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2011/10/ibu-10.html#ixzz1dHIixxTN
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.
Selasa, 08 November 2011
Hilan
Asa ku padamu
Rinduku padamu
Hilang terbawa oleh kemunafikan jiwa yang rapuh
Hilang terbawa oleh ke serakahan hati yang haus akan cinta semu
Hilang terbawa oleh tetesan air mata kelaraan batin yang luka
Asaku padamu hanyalah cinta durjana yang buta
Rinduku sebatas rindu tubuh mu
Semua hilang lenyap dibawa angin
Pergi menjauh dari hati ku yang dulu hampa karena mu
Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2011/11/hilang.html#ixzz1dB50w85S
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.
puisi
“hati”
aku akan terus melangkahtak perduli raga ini lelah
tak perduli jiwa ini perih
demi impian yang indah
semoga Tuhan memberikan rahmatNya
agar ku kuat di tiap rintangan yang ada
di seraya ujian di dunia
bertutur kata ku di bersahaja
di tiap tulisku tersurat
dengan cinta nan melekat
yang kini ku merasa dekat
walau kan hanya bersuah di akherat
berdzikir ku di tiap langkah ini
dilarut mengalir hingga ke tambatan hati
ataukah hanya seorang bidadari
salam belai ku untuknya nan menanti